Urgensi Menguasai Ilmu Syariah Bagi Seorang Muslim


Jum`at, 1 Februari 2008 00:34:41 -

Urgensi Menguasai Ilmu Syariah
Bagi Seorang Muslim

oleh : wagiran

Beberapa waktu terakhir ini, kebutuhan akan ilmu keislaman khususnya syariat Islam terasa sangat kuat. Sebab semakin hari umat ini semakin sadar pentingnya syariat Islam untuk dijadikan landasan dalam kehidupan. Secara lebih rinci, berikut ini adalah beberapa pandangan yang ikut mendorong pentingnya kita mengusai syariah.

1. Mengenal Syariah : Bagian dari Identitas Ke-Islaman Seseorang

Seorang muslim dengan seorang non muslim tidak dibedakan berdasarkan KTP-nya. Juga bukan berdasarkan ras, darah, golongan, bahasa, kebangsaan atau keturunan tertentu.Tetapi berdasarkan apa yang diketahuinya tentang ajaran Islam serta diyakini kebenarannya.

Tidak mungkin seorang bisa dikatakan muslim manakala dia tidak mengenal Allah SWT. Dan tidak-lah seseorang mengenal Allah SWT, manakala dia tidak mengenal ajaran-Nya serta syariat yang telah diturunkan-Nya.

Sehingga mengetahui ilmu-ilmu syariat merupakan bagian tak terpisahkan dari status keislaman seseorang. Maka sudah seharusnya seorang muslim menguasai ilmu syariah, karena syariat itu merupakan penjabaran serta uraian dari perintah Allah SWT kepada hamba-Nya

2. Allah SWT Mewajibkan Setiap Muslim Belajar Syariah

Mempejari Islam adalah kewajiban pertama setiap muslim yang sudah aqil baligh. Ilmu-ilmu ke-Islaman yang utama adalah bagaimana mengetahui MAU-nya Allah SWT terhadap diri kita. Dan itu adalah ilmu syariah. Allah SWT berfirman :

...Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (ulama) jika kamu tidak mengetahui (QS. An-Nahl : 43)

Paling tidak, setiap muslim wajib melakukan thaharah, shalat, puasa, zakat dan bentuk ibadah ritual lainnya. Dan agar ibadah ritual itu bisa syah dan diterima oleh Allah SWT, tidak boleh dilakukan dengan pendekatan improvisasi atau sekedar menduga-duga semata. Harus ada dasar dan dalil yang jelas dan kuat. Karena ibadah ritual itu tidak boleh dilakukan kecuali sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Dan penjelasan secara rinci dan detail tentang bagaimana format dan bentuk ibadah yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh beliau hanya ada dalam syariat Islam.

3. Syariah Adalah Kunci Memahami Al-Quran & As-Sunnah

Sumber utama ajaran Islam adalah Al-Quran yang terdiri dari 6.600-an ayat dan Al-Hadits yang berjumlah ratusan ribu hadits. Namun bagaimana mengambil kesimpulan hukum atas suatu masalah dengan menggunakan dalil-dalil yang sedemikian banyak, harus ada sebuah metodologi yang ilmiyah

Ilmu syariah telah berhasil menjelaskan dengan pasti dan tepat tiap potong ayat dan hadits yang bertebaran. Dengan menguasai ilmu syariah, maka Al-Quran dan As-Sunnah bisa dipahami dengan benar sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkannya.

Sebaliknya, tanpa penguasaan ilmu syariah, Al-Quran dan Sunnah bisa diselewengkan dan dimanfaatkan dengan cara yang tidak benar. Ilmu Syariah adalah kunci untuk memahami Al-Quran dan As-Sunnah dengan metode yang benar, ilmiyah dan shahih.

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa pencuri harus dipotong tangannya, pezina harus dirajam, pembunh harus diqishash dan seterusnya. Memang demikian zahir nash ayat Al-Quran. Namun benarkah semua pencuri harus dipotong tangan ? Apakah semua orang yang berzina harus dirajam ? Apakah semua orang yang membunuh harus dibunuh juga ?

Di dalam Syariah Islam akan dijelaskan pencuri yang bagaimanakah yang harus dipotong tangannya. Tidak semua orang yang mencuri harus dipotong tangan. Ada sekian banyak persyaratan yang harus terpenuhi agar seorang pencuri bisa dipotong tangan. Misalnya barang yang dicuri harus berada dalam penjagaan, nilainya sudah memenuhi batas minimal, bukan milik umum dan lainnya. Bahkan kriteria seorang pencuri tidak sama dengan pencopet, jambret, penipu atau koruptor.

Demikian juga dengan pezina, tidak semua yang berzina harus dihukum rajam. Selain hanya yang sudah pernah menikah, harus ada empat orang saksi lakil-laki, akil, baligh, dan menyaksikan secara bersama di waktu dan tempat yang sama melihat peristiwa masuknya kemaluan laki-laki ke dalam kemaluan perempuan. Tanpa hal itu, hukum rajam tidak boleh dilakukan. Kecuali bila pezina itu sendiri yang menyatakan ikrar dan pengakuan atas zina yang dilakukannya. Dan yang paling penting, hukum rajam haram dilakukan kecuali oleh sebuah institusi hukum formal yang diakui dalam sebuah negara yang berdaulat.

Dan hal yang sama juga berlaku pada hukum qishash dan hukum-hukum hudud lainnya. Sebuha tindakan hukum yang hanya berlandaskan kepada satu dua dalil tapi tanpa kelengkapan ilmu syariah justru bertentangan dengan hukum Islam sendiri.

4. Ilmu Syariah Adalah Porsi Terbesar Ajaran Islam

Dibandingkan dengan masalah aqidah, ahlaq atau pun bidang lainnya, masalah syariah dan fiqih menempati porsi terbesar dalam khazanah ilmu-ilmu ke-Islaman. Bahkan yang disebut dengan `ulama` itu lebih identik sebagai orang yang ahli di syariah ketimbang ahli di bidang lainnya.

Sehingga sebagai ilmu yang merupakan porsi terbesar dalam ajaran Islam, ilmu syariah ini menjadi penting untuk dikuasai. Seorang muslim itu masih wajar bila tidak menguasai ilmu tafsir, hadits, bahasa Arab, Ushul Fqih, Kaidah Ushul dan lainnya. Tetapi khusus dalam ilmu syarriah khususnya fiqih, nyaris mustahil bila tidak dikuasai, meski dalam porsi yang seadanya. Sebab tidak mungkin kita bisa beribadah dengan benar tanpa menguasai ilmu fiqih ibadah itu sendiri.

Memang tidak semua detail ilmu syariah wajib dikuasai, namun untuk bagian yang paling dasar seperti masalah thaharah, shalat, nikah dan lainnya, mengetahui hukum-hukumnya adalah hal yang mutlak.

5. Tinginya Kedudukan Orang Yang Menguasai Syariah

Allah SWT telah meninggikan derajat orang yang memiliki ilmu syariah dengan firman-Nya :

...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Maidah : 11)

Sehingga tampuk kepemimpinan skala mikro dan makro menjadi hak para ahli ilmu syariah. Seorang imam shalat diutamakan orang yang lebih mendalam pemahamannya. (afqahuhum). Bukan yang lebih tua, sudah menikah, lebih senior dalam struktur pergerakan, lebih tenar atau lebih punya kepemiminan. Namun imam shalat hendaklah orang yang lebih faqih dalam masalah agama.

Demikian juga hal yang terkait dengan kepemimpinan umat, yang lebih layak diangkat adalah mereka yang lebih punya kepahaman terhadap syarait. Sejak masa shahabat dan14 abad perjalanan umat, yang menjadi pemimpin umat ini adalah orang-orang yang paham dan mengerti syariah. Paling tidak, para khalifah dalam sejarah Islam selalu didampingi oleh ulama dan ahli syariah

6. Tidak Paham Syariah Adalah Akar Perpecahan

Para ulama syariah terbiasa berbeda pendapat, karena berbeda hasil ijtihad sudah menjadi keniscayaan. Namun mereka sangat menghormati perbedaan diantara mereka. Sehingga tidak saling mencaci, menjelekkan atau menafikan.

Sebaliknya, semakin awam seseorang terhadap ilmu syariah, biasanya akan semakin tidak punya mental untuk berbeda pendapat. Sedikit perbedaan di kalangan mereka sudah memungkinkan untuk terjadinya perpecahan, pertikaian, bahkan saling menjelekkan satu sama lain.

Hal itu terjadi karena seseorang hanya berpegangan kepada dalil yang sedikit dan parsial. Tetapi merasa sudah pandai dan paling benar sendiri. Padahal dalil yang diyakininya paling benar itu masih harus berhadapan dengan banyak dalil lainnya yang tidak kalah kuatnya. Jadi bagaimana mungkin dia merasa paling benar sendiri ?

Paling tidak, dengan mempelajari ilmu syariah, kita jadi tahu bahwa pendapat yang kita pegang ini bukanlah satu-satunya pendapat. Di luar sana, masih ada pendapat lainnya yang tidak kalah kuatnya dan sama-sama bersumber dari kitab dan sunnah juga. Maka kita jadi memahami perbandingan mazhab di kalangan para fuqaha, sebab mereka memang punya kapasitas untuk melakukan istimbath hukum dengan masing-masing menhaj / metodologinya

7. Keberadaan Ahli Syariah Sangat Menentukan Eksistensi Umat Islam

Agama Islam telah dijamin tidak akan hilang dari muka bumi sampai kiamat, namun tidak ada jaminan bila umatnya mengalami kemunduran dan kejatuhan. Sejarah membuktikan bahwa mundurnya umat Islam terjadi manakala para ulama telah wafat dan tidak ada lagi ahli syariah di tengah umat.

Sebaliknya, bila Allah SWT menghendaki kebaikan pada umat Islam, niscaya akan dimulai dari lahirnya para ulama dan kembali manusia kepada syariat-Nya.

8. Tipu Daya Orientalis dan Sekuleris Sangat Efektif Bila Lemah di Bidang Syariah

Racun pemikiran Orientalis dan Sekuleris tidak akan mempan bila tubuh umat diimunisasi dengan pemahaman syariah

Bila tingkat pemahaman umat terhadap syariah lemah, maka dengan mudah pemikiran orientalis akan merasuk dan menjangkiti fikrah umat. Sebaliknya, bila umat ini punya tingkat pemahaman yang mendalam terdapat ilmu syariah, semua tipu daya itu akan menjadi mentah.

Pemahaman syariat Islam akan menjadi filter atas kerusakan fikrah umat. Sebaliknya, semakin awam dari syariat, umat ini akan semakin menjadi bulan-bulanan pemikiran yang merusak.

9. Tanpa Ilmu Syariah Bisa Melahirkan Sikap Ekstrim Membabi Buta

Sikap-sikap ekstrim dan keterlaluan dalam pelaksanaan agama seringkali menimpa banyak umat Islam. Barangkali niatnya sudah baik, yaitu ingin menjalankan ajaran agama. Tetapi bila semangat itu tidak diiringi dengan ilmu syariah yang benar, sangatbesar kemungkinan terjadi kesalahan fatal yang merugikan.

Dahulu di masa shahabat ada seorang yang terluka di kepala. Seharusnya dia tidak boleh mandi karena parah sakitnya. Namun dia berjunub pada malamnya dan pagi hari dia bertanya kepada temannya, apakah dia harus mandi atau tidak. Temannya mengatakan bahwa dia harus mandi. Lalu mandilah dia dan tidak lama kemudian meninggal. Betapa sedih Rasulullah SAW tatkala mendengar kabar itu. Sebab teman yang memberi fatwa itu bertindak tanpa ilmu dan menyebabkan kematian. Padahal seharusnya dalam kondisi demikian, cukuplah dengan bertayammum saja. Maka dia sudah boleh shalat. Tidak wajib mandi junub meski malamnya keluar mani.

10. Keharusan Ada Sebagian Dari Ummat Yang Mendalami Syariah
Kalau kita bandingkan antara jumlah orang awam dan jumlah para ulama, kita akan menemukan perbandingan yang jauh dari proporsional. Dengan kata lain, ulama di masa sekarang ini termasuk `makhluk langka` bahkan nyaris punah.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan atas jasa mereka selama ini, namun kenyataanya bahwa kebanyakan tokoh agama serta para penceramah yang kita dapati masih minim dari penguasan secara mendetail dalam kisi-kisi ilmu syariah. Tidak sedikit dari mereka yang sama sekali buta bahasa arab. Dan otomatis rujukan satu-satunya hanya buku terjemahan saja. Bahkan ketika membaca Al-Quran pun tidak paham maknanya. Apalagi membaca hadits-hadits nabawi. Dan jangan ditanya bagaimana mereka bisa merujuk kepada kajian syariah Islam dari para fuqaha sepanjang sejarah, karena nyaris semua literaturnya memang dalam bahasa arab.

Lalu kita bisa pikirkan sendiri bagaimana kualitas umatnya bila para tokoh agama pun masih dalam taraf yang kurang membahagiakan itu ?

Maka memperbanyak jumlah ulama serta menyebar-luaskan ilmu-ilmu syariah menjadi hal yang mutlak dilakukan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT tentang keharusan adanya sekelompok orang yang berkonsentrasi mendalami ilmu-ilmu syariah.

Tidak sepatutnya bagi mu'minin itu pergi semuanya . Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(QS. At-Taubah : 122)

11. Masuk Islam Secara Kaaffah : Mustahil Tanpa Syariah
Sebagai muslim yang baik, komitmen dan konsisten dalam memeluk agama Islam, tentu kita tahu bahwa kita wajib menerima Islam secara kaaffah, tidak sepotong-sepotong. Allah SWT telah memerintahkan hal dalam firman-Nya :

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(QS. Al-Baqarah : 208)

Tapi bagaimanakah kita bisa menjalankan Islam secara kaaffah, kalau kita tidak bisa membedakan manakah diantara perbuatan itu yang termasuk bagian dari Islam atau bukan ?

Sebab seringkali kita dihadapkan kepada bentuk-bentuk pengamalan yang disinyalir sebagai islami, tetapi kita tidak tahu kedudukan yang sesungguhnya. Katakanlah sebagai contoh mudah misalnya tentang memahami perbuatan Rasulullah SAW. Apakah semua hal yang dilakukan oleh beliau itu menjadi bagian langsung dari syariat agama ini ? Ataukah ada wilayah yang tidak termasuk bagian dari syariat ?

Lebih rinci lagi, kita dapati dalam hadits bahwa Rasulullah SAW naik unta, minum susu kambing mentah, istinja` dengan batu, khutbah memegang tongkat, di rumahnya tidak ada wc dan seterusnya. Apakah hari ini kita wajib melakukan hal yang sama dengan beliau sebagai pengejawantahan bahwa Rasululah SAW adalah suri teladan ? Apakah kita juga harus naik unta ? Haruskah kita minum susu kambing yang tidak dimasak dahulu ? Apakah para khatib wajib berkhutbah sambil memegang tongkat ? Dan tegakah kita berintinja` hanya dengan batu ? Dan haruskah kita buang air di alam terbuka, karena dahulu Rasulullah SAW melakukannya ?

Tentu kita perlu merinci lebih detail, manakah dari semua perbuatan dan perkataan beliau SAW yang menjadi bagian dari syariah dan mana yang secara kebetulan menjadi hal-hal teknis yang tidak perlu dimasukkan ke dalam ajaran agama ini. Dan untuk itu, harus ada sebuah metodologi yang bisa dijadikan patokan. Metodologi itu adalah syariat Islam.

Dengan syariat Islam, kita bisa memilah dan menentukan manakah dari diri Rasulullah SAW yang menjadi bagian dari ajaran Islam. Dan manakah yang bukan termasuk ajaran selain hanya faktor kebetulan dan teknis semata.

Penutup

Itulah beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama. Betapa syariat Islam ini memang perlu kita pelajari dengan sebaik-baiknya. Tidak perlu menunggu dan membuang waktu. Sekaranglah waktu yang tepat untuk mulai belajar. Semoga Allah SWT memudahkan jalan kita masuk surga karena kita telah menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu keislaman selama di dunia ini.

Hanadallahu Wa Iyyakum Ajma`in

.............

Sumber : http://www.lazyaumil.org/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=15

Napoleon Bonaparte adalah Seorang Muslim

Napoleon Bonaparte adalah Seorang Muslim

Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte

Napoleon BonaParte

Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.

Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata, bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman. Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.

Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.

Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?

Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?"

"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."

"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?" (Lihat Kejadian 19:30-38)

"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."

Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :

"Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."

"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."

Selanjutnya :
"Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you
by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans."
"Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam."

Akhirnya ia berkata :
"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."

"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."

Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab. Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang melatar belakanginya.

Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I'Islarn oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai berikut: "I hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and educated men of all the countries and establish a uniform regime based on the prinsiples of the Qur'an wich alone can lead men to happiness.”

“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip--prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur'an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”

Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
  • Buku ‘Satanic Voices - Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61
  • Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
  • Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di Perancis.
Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi Thomas Mattulesi Pattimura.

Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, "Aku telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan."

Adapun kata-kata yang membahayakan kaum muslimin adalah, "Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran."

Wallahu a’lam.

..........
Sumber :

Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz


Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1909 - 1999) ialah Mufti Agung Arab Saudi. Ia adalah salah seorang da'i Salafi.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Biografi

Nama beliau adalah: Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdul Aali Baz. Beliau dilahirkan di Riyadh, Arab Saudi pada tanggal 12 Dzulhijjah 1330 Hijriah. Pada mulanya beliau bisa melihat, kemudian pada tahun 1336 H, kedua matanya menderita sakit, dan mulai melemah hingga akhirnya pada bulan Muharram tahun 1350 H kedua matanya mulai buta.

[sunting] Pendidikan

Sebagai putra seorang ulama' pendidikannya lebih banyak tertuju pada pelajaran Al-Qur'an dan Hadits dibawah bimbingan keluarganya. Kemudian

Beliau belajar ilmu-ilmu syar'i dari para ulama besar di Riyadh, diantaranya :

  • Syaikh Muhammad bin Abdullathif bin Abdurrahman bin Hasan bin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab,
  • Syaikh Shalih bin Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Hasan bin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab (qadhi (hakim) Riyadh),
  • Syaikh Sa’ad bin Hamd bin Faris bin ‘Athiq (qadhi Riyadh),
  • Syaikh Hamd bin Faris (wakil Baitul Mal Riyadh),
  • Syaikh Sa’ad Waqqash al-Bukhari (guru tajwid beliau pada tahun 1355 H),
  • Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullathif Aalu as-Syaikh (tempat beliau menimba berbagai macam disiplin ilmu Syari’at Islam mulai tahun 1347-1357 H).

[sunting] Karir Beliau

Jabatan yang pernah beliau emban:

  • Qadhi (Hakim) di daerah al-Kharaj semenjak tahun 1357-1371 H,
  • Mengajar di Ma’had (Universitas)al ‘Ilmi di Riyadh pada tahun 1372 H dan fakultas Syari’ah di Riyadh setelah dibentuknya fakultas tersebut pada tahun 1373 H (dalam mata pelajaran ilmu fiqh, tauhid dan hadits, dan jabatan ini beliau tekuni sampai tahun 1380 H).
  • Pada tahun 1381 H ditunjuk sebagai wakil Rektor Universitas Islam Madinah hingga tahun 1390 H, diangkat menjadi Rektor Universitas tersebut pada tahun 1390 H setelah wafatnya as-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Aalu as-Syaikh pada bulan Ramadhan 1389 H, kemudian beliau tetap memegang jabatan tersebut sampai tahun 1395 H.
  • Pada tanggal 14-10-1395 H keluar Surat Keputusan Kerajaan untuk mengangkatnya sebagai pimpinan umum untuk bagian Pembahasan Ilmiyah, Fatwa Dakwah dan Irsyad (kemudian tersebut berubah menjadi Mufti Umum Kerajaan setelah dibentuknya Kementrian Urusan Islam, Waqaf, Dakwah dan Irsyad pada tahun 1414 H).

Selain itu beliau menjabat sebagai anggota pada beberapa Majelis Islamiyah yang berskala internasional, seperti:

  • Anggota Perkumpulan Ulama Besar Kerajaan Arab Saudi.
  • Kepala Badan Tetap Pembahasan Ilmiyah dan Fatwa pada lembaga di atas.
  • Anggota dan kepala majelis pendiri Rabithah Alam Islami.
  • Kepala pada Majma’ al-Fiqhi al-Islami yang berpusat di Mekkahyang merupakan bagian dari Rabithah Alam Islami.
  • Anggota pada majelis tertinggi di Universitas Islam Madinah.
  • Anggota pada majelis tinggi Da’wah Islamiyah Kerajaan Arab Saudi.

[sunting] Karya Karya

Karangan-karangan beliau, sebagian kecilnya antara lain:

  • Al-Fawaid al-Jalilah fi al-Mabahits al-Fardhiyah
  • At-Tahdzir minal Bida’
  • Al-‘Aqidah ash-Shahihah wamaa Yudhaadhuha
  • Al-Jihad fi Sabilillah
  • Ad-Da’watu Ilallah wa Akhlaaqu ad-Du’at
  • Al-Jawabul Mufid fi Hukmi at-Tashwiir
  • Wujuubu Tahkiimi Syar’illahi wa Nabdzu maa Khaalafahu

[sunting] Wafatnya

Beliau wafat pada subuh Kamis 27 Muharram 1420 H di kota Thaif, dishalatkan pada hari Jumat (28 Muharram 1420 H) di Masjid Haram, dan dimakamkan di pemakaman al-‘Adl Makkah.

Fenomena Imam Al-Ghazali


Selasa, 09 Desember 2008 pukul 10:23:00

Fenomena Imam Al-Ghazali
Oleh : Republika online

Abu Hamid Al-Ghazali. Inilah salah seorang tokoh Muslim terkemuka sepanjang zaman. Ia dikenal sebagai seorang ulama, filosof, dokter, psikolog, ahli hukum, dan sufi yang sangat berpengaruh di dunia Islam dan peradaban Barat. Pemikiran-pemikiran Al-Ghazali memang sungguh fenomenal."Tak diragukan lagi bahwa buah pikir Al-Ghazali begitu menarik perhatian para sarjana di Eropa," tutur Margaret Smith dalam bukunya yang berjudul Al-Ghazali: The Mystic yang diterbitkan di London, Inggris, tahun 1944. Salah seorang pemikir Kristen terkemuka yang sangat terpengaruh dengan buah pemikiran sang ulama, kata Smith, adalah ST Thomas Aquinas (1225 M - 1274 M).Aquinas filosof yang kerap dibangga-banggakan peradaban Barat telah mengakui kehebatan Al-Ghazali dan merasa telah berutang budi kepada tokoh Muslim legendaris itu. Pemikiran-pemikiran Al-Ghazali begitu mewarnai cara berpikir Aquinas yang menimba ilmu di Universitas Naples. Saat itu, kebudayaan dan literatur-literatur Islam begitu mendominasi dunia pendidikan Barat.Perbedaan terbesar pemikiran Al-Ghazali dengan karya-karya Aquinas dalam teologi Kristen terletak pada metode dan keyakinan. Secara tegas, Al-Ghazali menolak segala bentuk pemikiran filosof metafisik non-Islam seperti Aristoteles yang tidak dilandasi dengan keyakinan akan Tuhan. Sedangkan, Aquinas mengakomodasi buah pikir filosof Yunani, Latin, dan Islam dalam karya-karya filsafatnya.Filosof Muslim yang diyakini sebagai seorang perintis metode skeptisme sangat saklek. Ia secara tegas menolak segara bentuk pemikiran filsafat metafisik yang berbau Yunani. Dalam bukunya berjudul The Incoherence of Philosophers, Al-Ghazali mencoba meluruskan filsafat Islam dari pengaruh Yunani menjadi filsafat Islam yang didasarkan pada sebab-akibat yang ditentukan Tuhan atau perantaraan malaikat.Upaya membersihkan filasat Islam dari pengaruh para pemikir Yunani yang dilakukan Al-Ghazali itu dikenal sebagai teori occasionalism. Sosok Al-Ghazali boleh dibilang sangat sulit untuk dipisahkan dari filsafat. Bagi dia, filsafat yang dilontarkan pendahulunya, Al-Farabi dan Ibnu Sina, bukanlah sebuah objek kritik yang mudah, namun juga menjadi komponen penting buat pembelajaran dirinya.Filsafat dipelajar Al-Ghzali secara serius saat dia tinggal di Baghdad. Sederet buku filsata pun telah ditulisnya. Salah satu buku filsafat yang disusunnya, antara lain, Maqasid al-Falasifa (The Intentions of the Philosophers). Lalu, ia juga menulis buku filsafat yang juga sangat termasyhur, yakni Tahafut al-Falasifa (The Incoherence of the Philosophers).Al-Ghazali merupakan tokoh yang memainkan peranan penting dalam memadukan Sufisme dengan Syariah. Konsep-konsep Sufisme dengan sangat baik dikawinkan sang pemikir legendaris dengan hukum-hukum Syariah. Ia juga tercatat sebagai sufi pertama yang menyajikan deskripsi Sufisme formal...

.............
Sumber : http://www.republika.co.id/koran/36/19033/Fenomena_Imam_Al_Ghazali

AL-GHAZALI, FILSUF ISLAM TULEN



AL-GHAZALI, FILSUF ISLAM TULEN PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh Ahmad Hilmi
Thursday, 06 November 2008

Ketika kita teringat kisah kehidupan pada abad pertengahan, tepatnya pada abad kelima Hijriyah di mana kondisi sosial politik umat Islam terpecah-pecah ke berbagai aliran politik yang membawa iklim perdebatan sengit intelektual antar mazhab, membuatkan kita teringat kepada seorang tokoh legendaris dunia Islam, pendekar kaum Sunni, begitu mereka menyebutnya, salah satu tokoh kaum Syi'ah, begitu kalangan Syi’ah meyebutnya.
Iklim perbedaan yang terjadi di kalangan umat Islam diawali dengan percekcokan politik para penguasa ambisius. Para penguasa itu memperalat kaum cendikiawan muslim untuk membela mazhab yang menjadi alat ideologi politik guna memperkokoh kekuasaan politik mereka masing-masing.

Antara al-Ghazali dan Descartes
Sengaja saya tidak banyak menyinggung nuansa politik dan sosial kemasyarakatan. Di sini saya hanya berusaha menelisik sang legendaris, imam besar, Hujjatul Islam, al-Ghazali.
Beliau hidup pada zaman Turki Saljuk. Pengaruhnya sangat luar biasa di kalangan umat Islam di zamanya sendiri hingga dewasa ini.
Kalangan ekstrimis yang menentang kehidupan dunia pemikiran menggunakan nama tokoh ini untuk menyerang para filsuf. Tetapi karena minimnya penguasaan mereka terhadap sepak terjang intelektualitas sang imam, mereka memposisikannya sebagai Top Leader anti filsafat.
Padahal kalaulah kita telisik lebih jauh mengenai sepak terjang sang imam dalam ranah intelektualitas secara keseluruhan, konsep beliau mengenai ilmu logika, materialisme filosofis, serta pemikiran beliau seputar konsep ketuhanan yang tertuang dalam buku “Maqâshidul Falâsifah”, membuat kita terpana. Betapa tidak, beliau berusaha membuka diri terhadap gemerlapnya dunia pemikiran yang berkembang kala itu. Beliau berusaha melakukan berbagai penelitian melalui akalnya sendiri. Spirit modernitasnya muncul dengan corak pemikirannya yang khas; asy-syak al-manhajî.
Menurutnya, jangan pernah menerima kebenaran, kecuali ia betul-betul tampak jelas dan tak menyisakan keraguan di dalamnya, serta tidak mengandung kemungkinan salah atau prasangka (yankasyif-u fîhîl ma’lûm inkisyâf-an lâ yabqâ ma’ah-u rayb-un, walâ yuqârinuh-u imkânul ghalath wal wahm).
Ini senada juga diungkapan Descartes, “Cogito ergo sum”, “Aku berpikir maka aku ada,” yang mengandaikan subyek mandiri, bebas, dan sekaligus sebagai ‘pusat ada’. Kesadaran, dalam filsafat Descartes, menempati posisi segala-galanya.
Pintu masuk untuk memahami filsafat Descartes adalah ‘ragu-ragu’, skeptisisme radikal. Untuk mendapatkan pengetahuan sejati, kata Descartes, kita harus meragukan semuanya, tidak ada satupun yang tersisa kecuali kita yang meragukan. Oleh karena itu, kita harus ‘meruntuhkan’ segenap pengetahuan yang kita miliki, termasuk mencurigai semua kebenaran yang kita terima sedari kecil. Dengan demikian, kata Descartes, kita akan mendapatkan pengetahuan absolut. Pengetahuan absolut/kebenaran sejati hanya didapatkan setelah lolos dari ujian keraguan itu. Pemikiran Descartes ini merupakan maksud dari asy-syak al-manhajî, milik Imam Abu Hamid al-Ghazali.
Kalau kita telisik tulisan Descartes dalam A Discourse on the Method, kita akan temui 4 prinsip filsafat yang memiliki kemiripan dengan cara-cara al-Ghazali dalam menggali kebenaran;
Pertama, sesuatu tidak disebut sebagai kebenaran kecuali dapat diterima akal, dan tidak mengandung keraguan sedikitpun.
Kedua, mulailah dengan ‘kebenaran’ (aksioma) yang paling sederhana, selanjutnya melangkah pada aksioma yang kompleks.
Ketiga, jangan pernah menerima ‘kebenaran’ kecuali setelah melalui eksperimen dan observasi, at-tamhîsh wa at-tafkîr an-naqdî.
Terbuka terhadap segala pendapat, teori, dan pemikiran; tidak terjebak hanya pada satu teori atau pemikiran fanatik; tidak membuang atau mengindahkan pendapat atau teori orang lain, sebelum kemudian melakukan pengujian, pembagian, dan pemilahan.
Al-Ghazali dan Descartes sepakat bahwa pengetahuan sejati -al-‘ilmul hakîkî-adalah pengetahuan absolut, al-‘ilmul yaqînî; absolutely certain knowledge. Untuk mencapai pengetahuan absolut, otomatis harus dilakukan pengujian, penelitian, pemilahan, pembagian, dan seterusnya, sampai betul-betul ditemukan keyakinan dan kepastian.
Sebagai metodenya, Descartes menggunakan metode kesangsian, le Doute Methodique. Kesangsian itu harus berangkat dari dalam diri sendiri, bukan datang atau berasal dari luar, seperti dongeng, pendapat orang, prasangka,dll. Artinya, Descartes menggunakan kesangsian sebagai pintu masuk untuk mendapatkan kebenaran absolut. Kesangsian bukanlah sebuah tujuan, melainkan alat yang digunakan untuk sampai pada tujuan. Intinya adalah pada kesadaran.
Walaupun tidak persis-persis amat, al-Ghazali juga berangkat dari skeptisisme kendatipun pada akhirnya beliau menemukan puncak pemikiran dan metode filsafatnya. Ini bisa dilihat dari pengakuan al-Ghazali di dalam al-Munqidz min adh-Dhalâl:
“... akhirnya aku sampai pada puncak keraguan. Aku tidak menemukan rasa aman terhadap mahsusat. Dalam keraguan itu aku bertanya pada diri sendiri: atas dasar apa aku percaya pada mahsusat? Sebut saja indra penglihatan; saat kita melihat bayangan sesuatu, seolah bayangan itu tidak bergerak. Ia sedikitpun tidak bergeming dari tempatnya. Padahal, kalau kita teliti secara mendalam, dan membiarkan mata kita terus tertuju pada bayangan itu, kita akan mendapati bayangan itu sebetulnya bergerak, tetapi tidak spontan. Ia secara perlahan-lahan bergeser meninggalkan tempatnya semula. seperti itulah realitas yang disuguhkan oleh mahsusat. Ia menghukumi berdasarkan hukumnya sendiri. Tentu saja akan berbeda dengan hukum akal. Bahkan hukum akal pasti akan mencela dan menganggapnya bohong. Pada akhirnya, kepercayaanku terhadap mahsusat berangsur-angsur runtuh. Aku beralih pada akal. Akal menginformasikan bahwa bilangan 10 pasti lebih besar dari bilangan tiga; nafy dan itsbat, hadits dan qadim, ada dan tiada, tidak mungkin bertemu dalam waktu dan kesempatan yang sama dan bersamaan”.
Begitulah cara akal menghukumi sesuatu. Namun, adakah hukum lain yang akan membantah dan meruntuhkan hukum akal? Imam al-Ghazali menemukan jawabannya melalui pengalaman mimipi. Ketika bermimpi, beliau betul-betul merasakan, meyakini, dan mengimajinasikan sebuah kenyataan di luar kenyataan indrawi. Namun, begitu terjaga, pengalaman mimpi itu lenyap begitu saja, tanpa dapat dijumpai lagi dalam alam sadar. Dengan kata lain, pengalaman-pengalaman bawah sadar itu tidak berkorespondensi dengan akal maupun pengalaman indrawi. Karena akal maupun indra tidak mampu memahaminya. Kendatipun demikian, mimpi itu riil dan keberadaannya sulit dibantah. (baca: al-Munqidz min adh-Dhalâl, hal. 27)
Di sini al-Ghazali menemukan puncak filsafatnya setelah melewati masa-masa hayrah (skeptisisme). Hanya saja setelah melampaui masa-masa kritis itu, al-Ghazali berhasil menemukan metodenya sendiri, selain empirisme dan rasionalisme, yakni metode intuitif (mukâsyafah). Sementara Descartes menjadikan skeptisismenya itu sebagai metode dalam menemukan kebenaran absolut.
Menurut al-Ghazali, untuk sampai pada pengetahuan sejati, kita jangan mudah percaya dengan segala pengetahuan yang sampai kepada kita, baik yang berasal dari pengalaman maupun akal. Karena itu, al-Ghazali sangat meragukan pengetahuan empirisme maupun rasionalisme. Sebab keduanya, menurut al-Ghazali, sama-sama tidak mendatangkan pengetahuan sejati, al-‘ilmul yaqînî, sehingga tidak mungkin akan sampai pada kebenaran absolut, haqîqatul umûr.
“Secercah cahaya kebenaran hanya akan memancar dari intuisi”; kata al-Ghazali. Di sinilah letak perbedaannya dengan Descartes. Kalau Descartes keragu-raguan itu berakhir pada akal, rasionalitas, sementara al-Ghazali pada intuisi. Pengetahuan intuitif (mukâsyafah), kata al-Ghazali, ibarat cahaya yang memancar dari hati yang bersih sehingga tersibaklah segala pengetahuan. Ia semacam ilham atau wahyu yang datang dengan sendirinya tanpa intervensi akal maupun pengalaman. Di sinilah persamaan dan perbedaan antara al-Ghazali dan Descartes (baca; Ihya` ‘Ulûm ad-Dîn, vol. I).
Konsep pemikiran yang menggabungkan metode akal dan intuisi ini merupakan kriteria gerakan filsafat iluminasi, sebuah gerakan filsafat yang berbeda dari Konsep Pemikiran para filsuf selainnya, yang beliau rangkum dalam sebuah risalahnya yang diberi nama Misykat al-Anwar (baca; Majmû’ah ar-Rasâ`il).
Mengamati pemikiran Imam Ghazali tersebut, bagaimana mungkin kita sebut Imam Ghazali sebagai Tokoh yang anti pemikiran?[SP]

Direktur SAS
.................
Sumber : http://ppmimesir.info/index.php?option=com_content&task=view&id=73&Itemid=47

METODE FILSAFAT


Metode filsafat
Oleh : Iman K

Filsafat dan hikmah secara umum memiliki berbagai macam pembagian sesuai dengan bidang pembicaraannya, namun dari sisi metode dikenal ada empat macam metode yang paling populer, yaitu hikmah argumentatif, hikmah intuitif, hikmah ekprimental dan terakhir hikmah dialektis.

Apa dan bagaimana ke empat metode ini bekerja, yuk kita lihat garis besarnya dulu...
Kita mulai dari hikmah argumentatif…
Bagaimanakah cara kerja metode hikmah argumentatif ini?
Metode hikmah argumentatif bekerja dengan penekanan kepada silogisme berpikir, artinya metode ini bekerja dengan menitik beratkan penelaahan kepada hal-hal yang bersifat umum (universal) terlebih dahulu, baru kemudian ke hal-hal dibawahnya yang lebih khusus, dan kemudian baru bisa mengambil satu kesimpulan sebagai hasil akhirnya...

Misalnya ;
Semua manusia tinggal di planet yang bernama bumi (umum).
Alexander adalah manusia (khusus)
Jadi Alexander tinggal di planet yang bernama bumi…

Ciri khas dari hikmah argumentatif ini adalah kekonsisten-an-nya terhadap penggunaan penalaran (rasio) sebagai pijakan, baik argumentatif rasional maupun demonstratif rasional.

Kegunaan dari metode semacam ini adalah untuk mengetahui dan mengukur hal-hal yang nyata-nyata tidak bisa terlihat dan terdengar dengan panca indra kita. Misalnya, apakah ada hidup setelah mati?

Bagaimana kita bisa mengetahui ini? Setelah ditulis di kitab suci, apakah kemudian tulisan dikitab suci itu bisa langsung membuktikan kepada kita tentang adanya kehidupan setelah mati? Atau apakah dengan tulisan dikitab suci itu kita bisa langsung merasakan atau melihat hidup setelah mati itu? Tentu saja panca indra kita tidak mampu membuktikan apapun tentang ‘cerita’ hidup setelah mati, dan ‘cerita’ seperti itu hanya bisa dibuktikan dengan penalaran (rasio) J

Sekarang yang berikutnya, yaitu metode hikmah intuitif. Apakah yang disebut-sebut sebagai hikmah intuitif itu? Mari kita lihat sekilas tentang cara kerja dari metode hikmah intuitif ini.

Hikmah intuitif ini lebih ‘lengkap’ dalam menggunakan ‘perkakas/alat’ kerjanya J , ini bisa dilihat dari tambahan alat yang dimilikinya yaitu cita rasa (dzawqi) , inspirasi (ilham) , dan pencerahan (isyraq) sebagai alat kerja tambahannya selain penggunaan argumentasi rasional dan demonstrasi rasional.

Dalam memutuskan satu perkara, penganut metode intuitif dikenal lebih banyak menggunakan ‘alat’ yang bernama inspirasi (ilham) sebagai dasar keputusan nya dibandingkan dengan penalaran (rasio) . Penggunaan ilham adalah ciri khas dari metode intuitif ini.

Lain lagi dengan metode yang ketiga, yaitu hikmah eksprimental. Metode ini sangat digemari oleh masyarakat modern sekarang ini, kenapa demikian dan kenapa harus demikian ? Mari kita lihat lebih dekat lagi tentang cara kerja metode hikmah eksprimental ini.

Secara ringkas bisa dikatakan bahwa cara kerja metode hikmah ekprimental ini lebih ‘gampang’ disajikan karena metode ini hanya mengandalkan panca indra sebagai ‘alat’ kerjanya. Metode hikmah ekprimental tidak memerlukan pemikiran yang ‘ribet’ semacam silogisme (deduksi) dan inspirasi (ilham) sebagai pijakannya dalam menghasilkan pengetahuan. Urusannya hanya dengan uji coba dan pembuktian dengan panca indra sampai terbukti dan membentuk hikmah dan filsafat.

Tidak perlu repot-repot harus tahu dulu asal usul suatu objek secara universal, penguna metode ekprimental ini cukup mengambil sample dari objek yang akan diteliti, misalnya , ambil kaca pembesar atau bawa kelaboraterium atau bawa kedepan orang ramai, diuji, dicoba, diuji, dilihat, dipikirin sebentar, uji lagi…ngobrol bentar…uji lagi , lihat, saksikan, rasakan dan selesai. Hubungkan satu sama lain sampai tercipta suatu hikmah atau pengetahuan J

Dan perlu kita akui, bahwa metode ekprimental ini sangatlah membantu peradaban dunia. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa revolusi industri dan teknologi saat ini tidak terlepas dari kekuatan metode ini.

Namun kita harus tahu, selain mempunyai kelebihan terhadap revolusi industri dan telekomunikasi, metode ini juga memiliki dua kelemahan vital, yaitu pertama ; Metode eksprimental ini tidak mempunyai kemampuan untuk menguji hal-hal yang tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh panca indera. Yang kedua, metode ini juga tidak mampu untuk mengukur hal-hal yang terhalang dengan masa (zaman) seperti misalnya, kapankan alam semesta ini bermula dan dimanakah letak tempatnya alam semesta ini berakhir?

Belum ada satupun mikroskop atau laboratorium yang mampu memperlihatkan kepada kita bongkahan jawaban yang bisa dikenali oleh panca indra kita J

Setelah kita lihat garis besar dari ketiga metode diatas, sekarang kita lihat metode yang ke empat, yaitu metode hikmah dialektis.

Hikmah dialektis lebih menekankan kepada apa-apa yang disebut sebagai hal yang yang populer atau figurcentris mengenai berbagai permasalahan alam dan universal. Metode ini banyak menjadi perbincangan dikalangan logikawan karena melibatkan banyak premis-premis yang memerlukan rumusan tersendiri.. Pada metode ini banyak jawab menjawab terjadi antara ahli kalam (tawawuf) dengan filsuf.

Disini pembicaraan lebih ramai di sekitar hal-hal yang esktemporal dengan popularitas sebagai tumpuan dalam menghasilkan pengetahuan hikmah dan filsafat.

Misalnya kita mengetahui secara umum (sudah populer) bahwa menguap didepan umum atau didepan mertua adalah tidak baik J . Pendapat menguap ‘tidak baik’ ini adalah perkara yang populer, bukan pada hakikat hikmah.

Beda dengan hal yang ekstemporal, misalnya kita mengetahui bahwa jika si A dan si B sama dengan si C, maka ketiganya adalah sama. Maksudnya jika ada dua hal sama dengan hal yang ketiga, maka sebenarnya ketiganya adalah sama , atau kalau dalam rumus akan jadi begini : ‘sama dengan sama adalah sama.’




Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com



New Email names for you!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
Sumber : Situsnya Penulis! http://www.penulislepas.com :)

Waspadai Ramalan Ke-7 Joyoboyo


Waspadai Ramalan Ke-7 Joyoboyo
Oleh : Sujiwo Tejo


Sebanyak enam ramalan Joyoboyo terjadi, adakah ramalan ketujuh bakal muncul?
Keenam ramalan Joyoboyo yang sudah terjadi adalah runtuhnya Majapahit; Belanda masuk; hengkangnya Belanda; Jepang masuk; perang saudara; dan bertenggernya kekuasaan tentara. Sedangkan ramalan ketujuh adalah Tikus pithi anoto baris. Tafsirnya, barisan pemberontakan rakyat Nusantara dari berbagai penjuru.
Geger 1998 yang melengserkan Presiden Soeharto sebetulnya belum merata. Bisa dikatakan, ini cuma pecah di beberapa kampus, Gedung MPR/DPR, Glodok, dan beberapa tempat di Jakarta. Situasi akan jauh berbeda dibandingkan berkobarnya api dari tikus pithi anoto baris yang sekamnya kini mulai rantak membara di sekujur Nusantara karena cekcok pemilu legislatif.
Namun, tikus pithi anoto baris sebenarnya bisa dihindari. Nujum memang bertugas membuat kita pasrah menyongsong kehadirannya yang laksana nasib. Tetapi, bukankah nubuat juga bertugas membuat kita ancang-ancang, waspada, dan melakukan berbagai nazar agar kehadirannya batal?
Membatalkan hasil pemilu?
Menggugurkan hasil pemilu legislatif kelihatannya sudah tidak mungkin, demi beberapa fakta. Antara lain, pertama, partai-partai besar dan partai-partai lumayan sudah sibuk memikirkan koalisi untuk pemilu presiden. Artinya, tanpa dikatakan, mereka sebenarnya sudah nrimo hasil pemilu legislatif.
Kedua, Mahkamah Konstitusi mengatakan, pemilu legislatif mustahil dibatalkan. Yang bisa diubah atas dasar persidangan perkara hanya komposisi penghasilan suara partai.
Ketiga, Prabowo Subianto sang ”Kuda Hitam”, perlu menggalang dukungan partai-partai kecil untuk dapat maju dalam pemilu presiden. Dalam logika sederhana dan awam, itu berarti partai-partai kecil harus menandatangani berita acara keabsahan pemilu legislatif.
Cacah ulang
Yang paling mungkin menghindari tikus pithi anoto baris adalah titah kepemimpinan nasional agar semua pihak gotong royong membantu cacah ulang peserta pemilu presiden mendatang. Ini karena perasaan saja bahwa ada atau tidak ada rekayasa politik, daftar pemilih tetap (DPT) akan kacau jika data mentah yang mendasarinya pun sudah kacau.
Titah dan ketegasan sikap kepemimpinan nasional inilah yang akan membuat cacah ulang data dasar tak bakal mustahil dilakukan dalam waktu singkat. Apalagi dengan bantuan teknologi informasi.
Misalnya, mengaktifkan lagi petugas BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang tersebar sampai pelosok. Kita ingat, bahkan sampai tingkat desa, para petugas itu tidak cuma mencatat peserta KB. Dalam wilayah tugasnya dan dalam perkembangan berikutnya, mereka tahu siapa yang Lampid (lahir, mati, pindah, datang). Kabarnya mereka masih punya data hingga 2005. Sistem pendataannya pun masih ada. Begitu tombol diaktifkan, ... jalan!
Titah dan ketegasan sikap kepemimpinan nasional itu juga bisa menggerakkan ibu-ibu PKK, Karang Taruna, dan Pramuka serta RT/RW untuk saling bahu-membahu. Hasil pencacahan berbagai pihak itu saling di-cross check dengan hasil dari administrasi kependudukan Depdagri yang punya wilayah di tiap pusat provinsi maupun dinas-dinas catatan sipil tingkat kota/kabupaten yang punya tangan sampai tingkat RT. Holopis kuntul baris dan rambate rata hayo dari semua ini kita pasok data dasar ke KPU yang selanjutnya akan memprosesnya menjadi DPT.
Mungkin saja keaktifan penyelenggara negara dalam pencatatan ulang ini menyimpang dari undang-undang yang justru mengharuskan rakyat aktif mencatatkan diri sendiri, penyelenggara negara pasif. Tetapi, seingat penulis, jika kemudian terbukti UU bertentangan dengan akal sehat dan kondisi nyata masyarakat, kepemimpinan nasional bisa mengeluarkan peraturan pengganti undang-undang. Maka, lebih baik mempunyai undang-undang buruk tetapi hakimnya (pemimpinnya) baik dan bernurani daripada sebaliknya.
Langkah lain
Selain cacah ulang data yang mendasari penyusunan DPT untuk pemilu presiden, mungkin masih ada langkah- langkah lain penghindaran tikus pithi anoto baris. Yang pasti, segenap upaya penghindaran harus dituntaskan.
Ini penting mengingat enam ramalan Joyoboyo sudah terjadi, yaitu Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong (runtuhnya Majapahit), Semut Ireng Anak-anak Sapi (masuknya Belanda), Kebo Nyabrang Kali (Belanda kenyang dan hengkang), Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol Kepalang (Jepang masuk 3,5 tahun), Pitik Tarung Sak Kandang (perang saudara zaman Bung Karno), Kodok Ijo Ongkang-0ngkang (tentara berkuasa era Soeharto).
Hitung-hitung, sambil menjajal diri, siapakah yang lebih sakti, kita semua dari milenium ini atau ”cuma” seorang diri Joyoboyo dari abad ke-11 silam?
Sujiwo Tejo Dalang

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/04/24/03334445/waspadai.ramalan.ke-7.joyoboyo

New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------

Sumber : Situsnya Penulis! http://www.penulislepas.com :)

Membangun karir di rumah tangga


Membangun karir di rumah tangga

Oleh : Siti Nurhasanah


Pertama sekali saya diminta untuk menuliskan pengalaman pertama menjalani peran sebagai ibu, terus terang saya bingung. Kebingungan itu muncul karena ada begitu banyak pengalaman, dari proses akan menikah, hamil hingga punya anak. Ketiga proses itu memiliki kisah sendiri yang harus saya pilah-pilah untuk dituliskan. Karena untuk menuliskannya rasanya jari-jari ini tidak akan bisa berhenti menceritakan kisah-kisah pribadi itu.

Allahu Akbar…memang sungguh maha besar Allah, yang telah membuat tuntunan kepada manusia untuk memiliki keturunan dimulai dari proses memilih pasangan. Itu adalah rangkaian proses yang tak bisa dipisahkan. Karena memiliki anak yang sholeh adalah impian setiap mukmin. Tentu saja anak-anak yang sholeh bisa terlahir dari orangtua yang juga shalih. Untuk itu, maka memilih pasangan hidup bukan hal yang main-main. Sebab kriteria agama menjadi patokan mutlak dalam memilih pasangan telah diingatkan dalam sabda Rasulullah.

Dulu, saya dalam tiap akhir sujud shalat senantiasa berdoa agar mendapatkan pasangan yang baik agamanya. Karena saya yakin dengan hidup bersama orang yang baik agamanya, itu sudah lebih dari cukup untuk membawa saya dan keluarga saya ke kehidupan Jannah. Sebuah kehidupan yang penuh dengan keindahan dan kedamaian. Saat itu, kriteria saya hanya sesederhana itu. Hingga akhirnya saya berkenalan dengan seseorang (yang sekarang menjadi ayah dari anak saya) melalui sebuah media internet. Sesuatu yang juga tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, karena ternyata ia lebih muda, dan pendidikan resminya tidak sampai strata-1. Lebih parah lagi saat itu beliau sedang menjalani program training untuk kontrak sebuah perusahaan di Jepang.

Sebenarnya kita tidak terlalu banyak nyambung dalam diskusi, bahkan kita sering merasa punya perbedaan yang cukup jauh dari hasil diskusi yang kita bangun. Tapi akhirnya pada titik tertentu, kita sama-sama menemukan nilai lebih pada pribadi masing-masing yang membuat kita berkomitmen untuk menikah. Satu hal yang cukup membuat saya bangga padanya ia adalah sosok yang mandiri dan penyayang dengan keluarga.

Akhirnya November 2005, tidak lama sepulang ia dari Jepang kami menikah dan saya mau tidak mau ikut dengannya ke kampong halamannya di Kediri, Jawa Timur. Dulu saya tidak membayangkan Medan dan Kediri itu jauh, tapi sekarang mulai terasa, ujung utara Sumatera dan Timur Pulau Jawa adalah jarak yang tidak main-main jauhnya. Konsekwensinya kita harus selalu punya rejeki lebih untuk bisa wira-wiri Medan Kediri.

Memutuskan menikah dengan orang di seberang pulau, dengan konsekwensi meninggalkan apa yang telah saya bangun di Medan sebenarnya bukan keputusan mudah. Tapi karena saya adalah orang yang termasuk memprioritaskan keluarga dibandingkan lainnya, maka keputusan menikah itu saya anggap keputusan terbaik dalam hidup saya.

Setelah menikah, lautan yang kami harungi airnya tak selalu tenang ada riak-riak yang sering mengganggu interaksi kami berdua. Dari proses penyesuaian diri, kemudian keterkejutan akan sikap-sikap pasangan yang di luar prediksi, kemudian perbedaan dalam memahami sesuatu, semua menjadi sesuatu yang tidak gampang untuk dilewati. Namun lagi-lagi komitmen telah membuat riak-riak kecil itu menjadi nyaris tak berarti.

Tapi begitulah, Alhamdulillah kita merasa hidup kita selalu berkecukupan. Meskipun di awal menikah suami memutuskan untuk tidak menerima tawaran bekerja di Perusahaan di Bekasi. Kita memilih untuk menjadi entrepreneur. Dengan sedikit modal yang dimiliki suami kami mulai banyak mencoba peluang-peluang usaha yang ada. Masa 6 bulan di awal nikah kita lebih banyak pengeluaran, tanpa ada pemasukan pasti. Kalopun ada, dari bagi hasil penjualan sapi milik suami yang diperlihara orang lain. Sampai akhirnya saya juga tidak tahan, dan ingin bekerja di luar rumah (biasalah..saya penganut anti kemampanan). Suami sempat tidak setuju dan kita banyak beda pendapat soal itu. Tapi saya keras hati hingga akhirnya saya melamar ke PT. Telkomsel di Surabaya, akhirnya ketika mendapat panggilan, dengan setia suami mengantarkanku dan menunggui proses wawancaraku di Surabaya. Waktu itu Juli 2006. Setelah proses wawancara, tiba-tiba muncul kebimbangan dalam hati kalau saya bekerja, kapan saya akan punya anak, dan bagaimana nanti kalau hamil dan mengurus anak. Pertanyaan-pertanyaan itu terus mengganggu di masa saya menanti keputusan apakah saya diterima atau tidak di perusahaan itu. Hingga akhirnya saya berdoa lagi pada Allah, untuk memberikan yang terbaik bagi saya. Ya Allah berikanlah rejeki dalam bentuk apa saja, jika memang dipanggil bekerja adalah rejekiku maka mudahkanlah, namun jika hamil adalah rejekiku, maka segerakanlah. Itulah doa yang sering kupanjatkan selepas proses wawancara di Surabaya.

selanjutnya baca postingan saya di
http://aasonline.wordpress.com/2009/04/21/membangun-karir-dalam-rumah-tangga-bag2/

------------------------------------
Sumber : Situsnya Penulis! http://www.penulislepas.com :)

Oxidation Ditch dan Adsorpsi Karbon Aktif

Thursday, April 23, 2009

Oxidation Ditch

Oleh : Gede H. Cahyana
Sumber : http:// Gedehace.blogspot.com



Pengolahan air limbah yang banyak diterapkan, baik untuk air limbah domestik maupun air limbah industri, apalagi air limbah yang kaya warna seperti tekstil, adalah activated sludge. Meskipun relatif lebih mahal biaya investasi dan operasi-rawatnya, namun activated sludge lebih banyak dibuat daripada proses pengolahan air limbah secara anaerob. Sebabnya adalah kemudahan dalam “beternak” bakteri aerob dibandingkan dengan bakteri anaerob yang sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan seperti temperatur, pH, materi toksik dalam air limbah, variasi beban organik dan hidrolis, dll. Selain itu, variasi activated sludge juga sangat banyak, mencapai belasan varian sehingga banyak pula peluang untuk memilihnya. Salah satunya adalah oxidation ditch.

Secara etimologis, frase tersebut berasal dari dua kata dasar, yaitu oxide dan ditch. Oxide berkaitan dengan oksigen dan ditch berarti saluran, selokan, parit, kanal. Menurut istilah, oxidation ditch adalah bak berbentuk parit yang digunakan untuk mengolah air limbah dengan memanfaatkan oksigen (kondisi aerob). Namun istilah ini sering disalahartikan atau dipertukarkan dengan istilah oxidation pond yang merupakan kolam oksidasi atau sering juga disebut stabilization pond. Di unit ini oksigen yang diperoleh bakteri berlangsung secara alami tanpa bantuan alat mekanis semacam aerator sehingga di bagian bawahnya terjadi kondisi anaerob. Kondisi septic ini tidak terjadi pada ditch yang bekerja optimal. Begitu pula, di dalam ditch terjadi pengadukan yang nyaris sempurna (complete mixing), jauh lebih teraduk daripada pond, terutama di sekitar rotornya. Rotor inilah yang mendukung pengadukan, sirkulasi, aerasi dan oksidasi air limbah dan merupakan modifikasi Kessener brush aerator (jenis aerator yang dipasang memanjang di pinggir saluran).

Rotor itu pun menentukan kapasitas oksigenasi khususnya yang berkenaan dengan bentuk, ukuran, dan kedalaman celupan (depth of immersion). Kedalaman celupan ini ada nilai optimumnya, tidak boleh kurang atau lebih karena kapasitas transfer oksigennya akan menurun dan nilainya ditentukan oleh kedalaman kritisnya (critical depth). Begitu pula, makin cepat putaran rotornya, makin banyak oksigen yang masuk ke dalam air limbah. Agar tidak terjadi endapan, kecepatan minimum yang diharapkan antara 0,25 s.d 0,3 m/d. Dengan kecepatan ini, partikel dan bioflok berada dalam kondisi tersuspensi. Dalam praktiknya, jumlah rotor ikut mempengaruhi kecepatan yang dihasilkan. Makin banyak rotor, makin banyak juga oksigen yang ditransfer ke dalam massa air limbah dan bioflok tetapi makin mahal biaya investasi dan perawatannya. Umumnya, konsentrasi oksigen sangat tinggi di sekitar rotor. Air limbah yang baru saja melewati rotor kaya akan oksigen dan sebaliknya, miskin oksigen ketika kembali ke rotor setelah berkeliling sepanjang parit oksidasi. Hal ini berlaku untuk parit oksidasi yang hanya memiliki satu rotor. Jumlah unit rotor yang dipasang dipengaruhi oleh taraf pencemaran air limbah dan debitnya.

Konstruksi dan Operasi
Parit oksidasi berbentuk lingkaran, oval atau ellips dengan beberapa variasi pada salah satu ujungnya. Air limbah yang diolah di unit ini harus diskrin dulu dengan coarse screen (MAM edisi Januari 2009) dan dikominusi dengan comminutor agar ranting dan sampah menjadi berukuran kecil dan dapat disisihkan. Setelah itu air limbah dialirkan ke dalam grit chamber untuk menyisihkan pasirnya. Tahap selanjutnya adalah primary settling tank yang berfungsi mengendapkan partikel yang lolos dari grit chamber. Efluen settling tank ini selanjutnya masuk ke parit oksidasi. Pada setiap unitnya, air limbah selalu mengalami pengenceran (dilusi) otomatis ketika kembali mengalir melewati bagian inlet. Faktor dilusi ini bisa mencapai nilai 20 s.d 30 sehingga nyaris teraduk sempurna meskipun bentuk baknya mendukung aliran plug flow, yakni hanya teraduk pada arah radial saja dengan aliran yang searah (unidirectional). Influennya serta merta bercampur dengan air limbah yang sudah dioksigenasi dan mengalami fase kekurangan oksigen. Pengulangan ini berlangsung terus-menerus selama pengoperasian parit oksidasi.

Bahan parit bisa berupa pasangan batu kali, batu-bata, atau beton. Pilihan bahan bergantung pada besar kecilnya debit yang diolah dan kondisi air tanah setempat serta jauh-dekatnya dengan permukiman. Pada instalasi yang besar, parit oksidasi selalu dilengkapi dengan secondary settling tank yang difungsikan untuk mengendapkan bioflok dan air limbahnya dialirkan secara kontinyu. Untuk menambah efisiensi pengolahannya, dilengkapi juga dengan fasilitas resirkulasi lumpur (returned sludge). Berbagai macam cara dapat diterapkan untuk mengembalikan lumpur endapan di secondary settling tank ini. Yang biasa dilakukan adalah dengan memasang pompa lumpur ulir (screw pump). Endapan lumpur (sludge) dialirkan secara hidrolis ke bak penampung lumpur. Karena secara hidrolis maka elevasi alas bak screw pump berada di bawah taraf muka air di secondary settling tank. Resirkulasi ini berlangsung kontinyu 24 jam sehari. Untuk mengatur konsentrasi lumpur yang masuk ke dalam parit oksidasi maka di unit penampung lumpur ini dilengkapi juga dengan kanal untuk membuang kelebihan lumpur (excess sludge) yang dialirkan ke unit pengering lumpur (sludge drying bed).

Modus kedua pengoperasian parit oksidasi adalah secara berkala. Parit oksidasi ini tidak dilengkapi dengan secondary settling tank. Bioflok dibiarkan mengendap di dalam parit sampai endapannya terkumpul cukup banyak di lantai parit dalam tempo tertentu. Di sini parit difungsikan juga sebagai sedimentor. Setelah mayoritas biofloknya mengendap maka air olahannya dialirkan ke outlet, lalu dibuang ke saluran atau sungai sedangkan sludge-nya dipompakan ke bak pengering lumpur. Tentu saja tidak semua lumpurnya disedot dan dikeringkan tetapi ada porsi tertentu yang disisakan untuk starter pada periode pengolahan air limbah selanjutnya. Modus operasi seperti ini mengingatkan kita pada pola operasi sequencing batch reactor (MAM, edisi Oktober 2006) yang hanya diterapkan untuk kapasitas kecil, biasanya untuk pabrik kecil atau pabrik besar dengan kuantitas air limbah sedikit. Agar pertumbuhan bakterinya optimum, sebaiknya air limbah pabrik (terutama pabrik yang air limbahnya sedikit mengandung zat organik) digabung dengan air limbah domestik dari kamar mandi dan kloset, juga dicampur dengan air limbah dapur asalkan di bagian awalnya dilengkapi dengan penangkap lemak (grease trap).

Pada instalasi besar, bentuk penampang melintang parit berupa trapezium. Bentuk segiempat juga bisa tetapi hanya untuk IPAL berkapasitas kecil. Kedalaman parit antara 1,5 – 2 m, bergantung pada besar-kecilnya debit yang diolah dan luas lahan yang tersedia. Lebar paritnya biasanya disesuaikan dengan panjang rotor yang dibuat oleh pabrik. Dengan demikian, saat mendesain parit oksidasi, perancang harus berhubungan dengan vendor atau pabrikan rotor dan mempelajari spesifikasi teknis rotornya. Rotor yang biasa digunakan adalah cage rotor, berisi lembaran pelat logam yang dipasang mirip sikat yang biasa digunakan untuk membersihkan tabung reaksi di laboratorium. Poros (shaft) rotor ini diputar oleh motor berkecepatan tertentu sesuai dengan spesifikasinya. Putarannya bisa mencapai 72 rpm (revolution per minute, putaran per menit) dengan kedalaman celupan 13,5 cm.

Foto terlampir adalah parit oksidasi yang baru selesai dibangun, masih dalam tahap praolah atau trial run dan commissioning test. Air limbah sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam reaktor sambil diberikan bakteri yang berasal dari septic tank. Belasan mobil tinja dikerahkan untuk memberikan “kehidupan” awal bagi mikroba di dalam reaktor oxidation ditch. Tampak pemasok oksigen berupa rotor, yakni mammoth rotor yang dipasang melintang terhadap arah aliran air limbah, sedang berputar sambil memasukkan oksigen. Percikan air yang kontinyu terjadi inilah yang memudahkan oksigen masuk ke dalam air dan memberikan tambahan oksigen bagi bakteri. Motor pemutarnya berada di belakang kaki penulis.

Dilampirkan juga skema konfigurasi unit parit oksidasi aliran berkala dan aliran kontinyu. Aliran kontinyu selalu dilengkapi dengan secondary settling tank atau final clarifier, returned sludge dan excess sludge. Yang juga tidak boleh dilupakan adalah unit sludge drying bed yang dilengkapi dengan fasilitas filtrate chamber untuk menampung filtrat kemudian dialirkan ke grit chamber yang selanjutnya diolah lagi di parit oksidasi. Hanya saja, faktanya di lapangan, kebanyakan IPAL (juga IPAM yang complete treatment) tidak dilengkapi dengan pengering lumpur ini dengan berbagai alasan.*

Monday, March 30, 2009

Adsorpsi Karbon Aktif


Majalah Air Minum, Februari 2009.

Sungguh beruntung PDAM yang berada di Pulau Jawa dibandingkan dengan yang di Kalimantan dan Sumatera. Secara kualitas fisika, sumber air PDAM di Jawa lebih banyak mengandung padatan tersuspensi dan koloid yang relatif mudah diolah dengan teknologi koagulasi, flokulasi. Lain halnya di Kalimantan, airnya mengandung gambut yang sulit diolah lantaran kaya asam-asam humat. Banyak warga setempat terutama di desa dan pedalaman yang terpaksa minum air berwarna karena belum dipasok oleh PDAM juga belum ada bantuan pemerintah dalam penyediaan air minum. Air di daerah rawa ini logikanya tidak bisa dimanfaatkan secara langsung sebelum diolah kecuali terpaksa karena tiada lagi alternatif sumber air lainnya.

Warna Air
Air yang ada di rawa-rawa biasanya berwarna sehingga tidak layak dimanfaatkan secara langsung sebelum diolah untuk keperluan domestik dan industri. Penyebab warnanya adalah pelapukan (dekomposisi) zat organik seperti daun, kayu, binatang mati dan lain-lain. Asam humat yang berasal dari dekomposisi lignin inilah penyebab warna air, selain besi dalam wujud ferric humat. Secara umum dapat dikatakan, penyebab warna air ialah kation Ca, Mg, Fe, Mn. Oksida besi ini menyebabkan air berwarna kemerahan, oksida mangan menyebabkan air berwarna coklat kehitaman.

Berkaitan dengan warna tersebut, jenisnya dapat dibedakan menjadi dua. Yang pertama disebut warna asli (true color), disebabkan oleh materi organik berukuran koloid dan terlarut (dissolved solid). Contohnya air gambut. Dari hasil penelitian diketahui bahwa warna air gambut di Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi dapat dihilangkan dengan kombinasi koagulan alum sulfat, besi sulfat (ion trivalent) atau PAC dengan tanah liat setempat. Yang kedua ialah warna palsu (apparent color). Jenis ini disebabkan oleh zat tersuspensi dan zat terendapkan (coarse solid, partikel kasar) dan dapat dihilangkan dengan proses sentrifugasi, sedimentasi dan filtrasi.

Secara alamiah air permukaan selalu kelihatan berwarna walaupun sebenarnya tidak berwarna. Pada saat hujan misalnya, sungai kelihatan berwarna coklat kemerahan karena mengandung suspensi lempung (red clay). Warna air permukaan juga dapat disebabkan oleh air limbah industri seperti pada proses dyeing di pabrik tekstil dan pulping di pabrik kertas, pertambangan/mining, refining/kilang minyak, industri makanan-minuman dan kimia. Dye wastes atau dye stuff adalah penyebab warna yang sangat tinggi. Bubur kayu (pulping wood) juga menghasilkan turunan (derivative) lignin yang tahan terhadap pengolahan biologi (biological treatment seperti activated sludge).

Air yang berwarna karena pembusukan zat organik di rawa tidaklah beracun atau tidak berbahaya. Dampaknya hanya pada estetika yang tidak bisa diterima oleh masyarakat karena mereka lebih menyukai air yang tidak berwarna (colorless, non-colored water). Warna alami air ini kuning-kecoklatan (yellow-brownish) seperti air seni (urine) sehingga tidak disukai oleh pelanggan PDAM. Yang patut dikhawatirkan, karena PDAM menggunakan kaporit sebagai desinfektan maka ada potensi pembentukan senyawa CHCl3 atau chloroform atau trihalomethane penyebab kanker (carcinogenic).

Mekanisme Adsorpsi
Adsorpsi ialah pengumpulan zat terlarut di permukaan media dan merupakan jenis adhesi yang terjadi pada zat padat atau zat cair yang kontak dengan zat lainnya. Proses ini menghasilkan akumulasi konsentrasi zat tertentu di permukaan media setelah terjadi kontak antarmuka atau bidang batas (paras, interface) cairan dengan cairan, cairan dengan gas atau cairan dengan padatan dalam waktu tertentu. Contohnya antara lain dehumidifikasi, yaitu pengeringan udara dengan desiccant (penyerap), pemisahan zat yang tidak diinginkan dari udara atau air menggunakan karbon aktif, ion exchanger untuk zat terlarut di dalam larutan dengan ion dari media exchanger. Artinya, pengolahan air minum dengan karbon aktif hanyalah salah satu dari terapan adsorpsi.

Atas dasar fenomena kejadiannya, adsorpsi juga dibedakan menjadi tiga macam. Yang pertama disebut chemisorption, terjadi karena ikatan kimia (chemical bonding) antara molekul zat terlarut (solute) dengan molekul adsorban. Adsorpsi ini bersifat sangat eksotermis dan tidak dapat berbalik (irreversible). Yang kedua, adsorpsi fisika (physical adsorption, terjadi karena gaya tarik molekul oleh gaya van der Waals dan yang ketiga disebut ion exchange (pertukaran ion), terjadi karena gaya elektrostatis.

Bagaimana terjadinya fenomena adsorpsi itu? Ahli pengolahan air membagi adsorpsi menjadi tiga langkah, yaitu (1) makrotransport: perpindahan zat pencemar, disebut juga adsorbat (zat yang diadsorpsi), di dalam air menuju permukaan adsorban; (2) mikrotransport: perpindahan adsorbat menuju pori-pori di dalam adsorban; (3) sorpsi: pelekatan zat adsorbat ke dinding pori-pori atau jaringan pembuluh kapiler mikroskopis.

Ada sejumlah hal yang mempengaruhi efektivitas adsorpsi, yaitu: (1) jenis adsorban, apakah berupa arang batok, batubara (antrasit), sekam, dll; (2) temperatur lingkungan (udara, air, cairan): proses adsorpsi makin baik jika temperaturnya makin rendah; (3) jenis adsorbat, bergantung pada bangun molekul zat, kelarutan zat (makin mudah larut, makin sulit diadsorpsi), taraf ionisasi (zat organik yang tidak terionisasi lebih mudah diadsorpsi). Berdasarkan jenis adsorbatnya, tingkat adsorpsi digolongkan menjadi tiga, yaitu lemah (weak), terjadi pada zat anorganik kecuali golongan halogen (salah satunya adalah klor). Adsorpsi menengah (medium), terjadi pada zat organik alifatik dan adsorpsi kuat (strong) terjadi pada senyawa aromatik (zat organik yang berbau (aroma) dengan struktur benzena, C6H6).

Karbon Aktif
Salah satu adsorban yang biasa diterapkan dalam pengolahan air minum (juga air limbah) adalah karbon aktif atau arang aktif. Arang ini digunakan untuk menghilangkan bau, warna, dan rasa air termasuk ion-ion logam berat. Karena merupakan fenomena permukaan maka semakin luas permukaan kontaknya makin tinggilah efisiensi pengolahannya. Syarat ini dapat dipenuhi oleh arang yang sudah diaktifkan sehingga menjadi porus dan kaya saluran kapiler. Yang belum aktif, ruang kapilernya masih ditutupi oleh pengotor berupa zat organik dan anorganik.

Bagaimana proses pembuatannya? Tahap pertama, buatlah arang misalnya dari tempurung kelapa (arang batok, Cocos nucifera), kayu, batubara, merang, sekam, atau serbuk gergaji. Arang ini kemudian diaktifkan dengan cara pemanasan pada kondisi sedikit oksigen agar hidrokarbonnya lepas. Hasilnya berupa arang yang sangat porus sehingga luas permukaannya besar. Setelah itu barulah digunakan untuk mengolah air minum atau air buangan, misalnya memisahkan pencemar organik dan inorganik seperti air raksa, krom, atau untuk deklorinasi (pengurangan klor di dalam air).

Relatif mudah membuat filter arang aktif ini. Penjual filter skala rumah tangga di kota dan desa sudah biasa membuatnya bahkan tanpa berlatar pendidikan teknik. Hanya perlu keterampilan dan tahu sedikit tentang fungsi arang aktif dan kapan harus diganti. Bahkan penjual filter ini bisa memiliki pelanggan setia untuk reparasi dan perawatan filter yang dibeli oleh warga. Selain menggunakan arang butir (granular) berdiameter 0,3 - 0,5 mm atau 1 – 2 mm, arang bubuk, serbuk atau tepung (powder) pun dapat diterapkan.

Variasi Teknologi
Teknologi sederhana dalam penerapan arang aktif dengan cara pembubuhan. Arang bubuk dimasukkan ke dalam air yang diolah setelah dibuatkan suspensinya. Proses adsorpsi terjadi cepat apabila zat yang diadsorpsi berada di dekat arang aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperkecil diameter karbon, menjadi 50 mikron lalu diaduk. Apabila pengolahan airnya menggunakan slow sand filter (SSF), pembubuhan arang dilakukan sebelum unit filter. Menurut Nur Muhammad et.all, SSF efektif untuk menghilangkan logam berat (heavy metal) (International Conference on Water Supply and Sanitation, Durban, South Africa, 1997). Jika ada proses koagulasi – flokulasi, pembubuhan dilakukan sesudah koagulator agar serbuk arangnya bersatu dengan flok di dalam flokulator kemudian diendapkan di sedimentor.

Lain halnya pada unit filter arang butir (granular activated carbon). Unit ini berupa filter berbentuk kolom dengan variannya seperti pada Gambar 1. Penjelasannya sbb: (1) media statis tunggal (single fixed bed); media arang dipasang dalam bentuk satu tabung saja. Cara ini rendah efisiensinya. (2) media statis seri (fixed bed in series); efisiensinya sudah meningkat. Makin banyak unit yang dipasang makin besarlah efisiensinya. (3) media dinamis (moving, pulse, fluidized, dispersed bed); arang bergerak dinamis di seluruh bagian kolomnya sehingga adsorpsinya besar. (4) media statis paralel (fixed bed in parallel); cara ini ditempuh untuk menghasilkan debit yang besar dalam tempo singkat. Kualitas air olahannya tak jauh beda dengan media statis tunggal. (5) media ekspansi (upflow expanded bed); disusun secara seri dengan aliran ke atas dan waktu operasinya lebih lama.

Masalah utama yang muncul pada varian filter karbon aktif statis tersebut ialah sumbatan (clogging) akibat suspensi yang ada di dalam air. Untuk menanggulanginya biasanya unit ini dilengkapi dengan pencuci permukaan media (surface washer) dengan air dan udara. Namun tipe expanded dan fluidized bed, yaitu aliran dari bawah ke atas bisa mencegah potensi penyumbatan dengan pengaturan kecepatan aliran airnya. Variasi lainnya dengan mode operasi yang berbeda dapat saja bermunculan seiring dengan penelitian terbaru di bidang teknologi adsorpsi ini.*
posted by Gede H. Cahyana @ 3/30/2009 05:05:00 PM 0